Sabtu, 28 Mei 2022

[IDN] Review Novel The Hidden Oracle

The Trials of Apollo Book #1

The Hidden Oracle

Oleh Rick Riordan
Mizan Fantasi, November 2017
458 halaman


-Blurb-

"Apollo tidak pernah merasa seterhina ini selama empat ribu tahun kehidupannya! Semua orang mengenalnya sebagai dewa paling tampan, paling berbakat, dan paling populer. Namun, kini wujudnya yang mengagumkan berubah menjadi sesosok remaja culun berambut keriting, dengan muka berjerawat dan perut menggelambir bernama Lester Papadopoulos! Sang Dewa Musik tidak lagi memiliki satu kekuatan dewata pun dan tanpa sengaja malah membuat dirinya terikat menjadi pesuruh seorang demigod remaja bernama Meg. Siapa yang membuat Apollo dikutuk menjadi manusia fana dan berakhir di dalam salah satu tong sampah di New York? Apa yang harus dia lakukan demi mendapatkan kembali wujud dewatanya dan pulang ke Olympus?"


-Review-

Sebagai pecinta mitologi Yunani, novel dengan tema mitologi Yunani selalu menjadi incaran ku setiap kali ke Gramedia. Rick Riordan, atau biasanya dipanggil Uncle Rick, menjadi salah satu penulis yang paling aku sukaa bangett karyanya, karena karya-karyanya mengambil tema mitologi gitu, yang which is adalah tema fav-ku. 

Apollo sendiri adalah Dewa Yunani yang paling aku suka, menurutku kisah-kisahnya lucu aja, soalnya Apollo selalu entah itu ditinggal mati sama orang yang dia suka, atau orang yang dia suka mati dan berubah menjadi tanaman (#sobatambyar), hitungannya tragis sih sebenarnya, bukan lucu. Cara Uncle Rick dan fandom Percy Jackson meng-potray karakter Apollo juga membuatku semakin suka dengan si Apollo ini, emang sih awalnya dia rada songong dan narsisnya minta ampun, tapi Apollo juga keliatannya asyik kalau dijadikan orang tua dewata dibandingkan dengan Dewa-Dewi lain. (Iyes, saya adalah penghuni Pondok Tujuh ;D)

Oke, kembali ke tujuan utama blog ini dibuat, yaitu untuk mereview buku The Hidden Oracle ini. Bagi pembaca yang sudah pernah membaca buku ini boleh dibaca-baca reviewnya untuk nostalgia, dan bagi pembaca yang belum pernah membaca buku ini, silahkan kencangkan sabuk pengaman kalian karena kita akan menyelam ke dunia camp half blood yang penuh dengan monster dan drama para Dewa-Dewi Olympus. 

Cerita diawali dengan Apollo yang terjun bebas dari langit dan langsung mendarat di tong sampah (sungguh malang nasibmu Apollo). Sudahlah jatuh ke tong sampah, Apollo langsung dihadapi dengan kenyataan bahwa dia dihukum oleh Zeus menjadi manusia biasa, belum berapa lama menjadi manusia Apollo juga langsung dipalakin oleh dua preman jalanan, lalu harus menjadi pelayan dari seorang Demigod bernama Meg McCaffrey yang menyelamatkannya dari dua preman jalanan itu (definisi sudah jatuh ditimpa tangga, ditiban lemari lagi). 

Apollo yang sudah mulai pasrah menerima nasib lalu pergi ke rumah Percy Jackson bersama dengan Meg untuk mencari bantuan menuju perkemahan blasteran, atau lebih tepatnya sih mencari supir yang mau mengantar mereka ke perkemahan blasteran. Namun sebelum pergi ke perkemahan blasteran, Apollo dan Meg disuguhi makan terlebih dahulu oleh Sally Jackson--Ibunya Percy. Part buku ini berhasil membuat saya cengar-cengir melihat interaksi antara Apollo dan Meg dengan Percy dan ibunya. 

"Kulihat kau suka belajar," kataku. "Bagus."
Percy mendengus. "Aku benci belajar. Aku dijamin masuk dengan beasiswa penuh ke Universitas Roma Baru, tapi aku tetap diharuskan untuk lulus semua mata pelajaran SMA dan meraih nilai SAT yang bagus. Percaya, tidak? Apalagi aku juga harus lulus Teksad." 
"Apa itu?" tanya Meg. 
"Ujian untuk demigod Romawi," aku memberitahunya. "Tes Kemampuan Sinting Standar Demigod." 
Perct mengerutkan kening. "Jadi itu singkatannya?" 
"Aku pasti tahu. Akulah yang membuat soal untuk bagian analisis musik dan puisi."
"Aku tak akan pernah memaafkanmu karenanya," kata Percy. 

Apollo, Meg, dan Percy kemudian mulai berkendara menuju Perkemahan Blasteran, namun di tengah perjalanan mereka malah dihadang oleh monster roh penyakit--nosoi. Untungnya mereka diselamatkan oleh seekor roh biji-bijian bernama Persik yang secara tidak sengaja dipanggil oleh Meg. Setelah melalui para nosoi, Apollo dan Meg masih harus melalui hutan Perkemahan Blasteran yang dikenal liar dan berbahaya, aduh gawat. Dan benar saja dong, Apollo mulai mendengar suara-suara dari hutan itu, memanggilnya. 

Setelah bersusah payah, Apollo dan Meg akhirnya sampai di Perkemahan Blasteran. Sial bagi Apollo, harapannya untuk bisa bersantai-santai dan membiarkan para demigod yang melakukan pekerjaan kotor gagal, perkemahan saat itu sedang dirundung masalah menghilangnya beberapa demigod ke dalam hutan. Selain masalah itu, ada juga masalah Oracle Delphi yang macet dan tidak bisa mengeluarkan ramalan lagi. Macetnya Oracle Delphi disebabkan oleh Python, si monster ular raksasa jelek musuh lama Apollo yang bangkit dari Tartarus dan mendiami Delphi sehingga ramalannya jadi tidak bisa keluar. Kalian mungkin berpikir, masa ketiadaan ramalan merupakan masalah besar? Tentu saja masalah, karena tanpa ramalan, para demigod tidak bisa pergi menjalankan misi, ya begitulah aturannya, jadi mereka hanya bisa pasrah terjebak di lingkaran Erinyes. 

Awalnya Apollo dan Meg menjalankan aktivitas perkemahan seperti latihan tempur, latihan musik, dan juga balapan tiga kaki yang akan dilakukan di Labirin Daedalus nantinya. Disela-sela aktivitasnya, Apollo melihat seorang demigod yang mulai keluyuran ke hutan kayak orang kesurupan, syukurnya Apollo berhasil menyelamatkannya tepat waktu sebelum demigod itu hilang ditelan hutan. Kejadian itu berhasil membangkitkan ingatan Apollo tentang sebuah Oracle lain yang sudah hilang sejak lama, dan sepertinya Oracle itu muncul kembali di hutan Perkemahan Blasteran. 

Apollo berusaha membujuk Chiron untuk membatalkan kegiatan balapan tiga kaki karena terlalu berbahaya, tapi tragisnya sosoknya yang saat itu berupa remaja berusia 16 tahun dengan mudah diabaikan oleh Chiron dan semuanya. Dan benar aja dong, hal yang Apollo takuti langsung kejadian (salah sendiri sih gak mau dengerin), dua keturunan Apollo yang bernama Kayla dan Austin menghilang dalam kegiatan balapan tiga kaki, baru deh Chiron mau mendengarkan Apollo. 

Di saat bersamaan, Rachel yang merupakan wadah bagi Oracle Delphi tiba di perkemahan dengan menggunakan helikopter. Bersama-sama, mereka mulai mendapatkan gambaran tentang siapa kiranya yang menjadi dalang dibalik semua ini. 

Apollo dan Meg kemudian harus pergi untuk mencari para demigod yang hilang, sekaligus mencari Oracle kuno dan menggagalkan sebuah rencana jahat. Berhasil tidaknya mereka, silahkan baca sendiri bukunya, aku tidak mau men-spoilerkan terlalu banyak hehe. 

Oke, sekarang ke tanggapanku mengenai buku ini. Dua kata, LUAR BIASA

Karya-karya Uncle Rick memang keren-keren semua, tapi sepertinya seri The Trials of Apollo ini berhasil menjadi seri favoritku sekarang, mengalahkan dua seri sebelumnya--Percy Jackson and The Olympians, dan The Heroes of Olympus. 

Dari segi alur dulu, alurnya ringan tapi juga berbobot, jadi gak ngebosenin gituh. Konfliknya juga menegangkan dan bikin orang penasaran kelanjutannya kayak gimana. Kalau dari segi bahasa, Uncle Rick lagi-lagi berhasil membuat buku ini terkesan seolah-olah Apollo sendiri yang berbicara dan menceritakan kisah ini pada kita, dan hal ini termasuk salah satu aspek yang aku suka banget dari gaya tulisan Uncle Rick. Salut juga untuk para penerjemah yang sukses menerjemahkan novel ini dengan sangat bagus, jadi bahasanya santai, ngalir, dan humornya dapat. 

Selagi kami mendekati Kolosus, aku meraung keras-keras, "PENIPU! AKULAH APOLLO YANG ASLI! KAU JELEK!"
Wahai, Pembaca Budiman, sulit meneriakkan kata-kata itu kepada paras tampanku sendiri. Namun demikianlah yang kulakukan. Keberanianku memang tiada tara. 

Hal lain yang menarik dari seri ini juga karena setiap babnya diawali dengan sebuah Haiku (puisi tiga baris Jepang), yang diterjemahkan dengan sangat bagus juga, jadinya ngakak gitu pas baca Haikunya. 

Hal lain yang membuatku suka banget sama buku ini karena ada beberapa tokoh dari seri sebelumnya yang muncul kembali di buku ini, misalnya kayak si Percy Jackson tadi, dan nanti akan ada satu karakter yang sangat dinanti-nantikan kemunculannya sama pembaca seri The Heroes of Olympus (yang baca pasti paham maksudnya siapa ;D)

Tak lupa, ada juga SOLANGELO (a.k.a William Solace x Nico di Angelo) salah satu kapal favoritku dari seri ini ><. Ada beberapa adegan Solangelo di buku ini yang sukses bikin aku senyam senyum sendiri, lumayanlah sebagai asupan kan ya hehehe. 

Will memegangi pundak Nico. "Nico, kita mesti bicara mengenai tata kramamu."
"Hei, aku cuma menyampaikan yang sudah jelas. Kalau dia memang Apollo dan lantas mati, celakalah kita semua."
Will menoleh kepadaku. "Aku minta maaf atas nama pacarku."
Nico memutar-mutar bola matanya. "Bisakah kau tidak-" 
"Apa kau lebih suka kupanggil teman istimewa?" tanya Will. "Atau pasangan?"

Untuk segi kekurangan sendiri, hmm jujur saja aku ngerasa gak ada yang kurang dari buku ini sih. Tapi bagi para pembaca yang baru mulai membaca buku karya Rick Riordan mungkin akan sedikit kebingungan apabila langsung membaca buku The Hidden Oracle ini. Soalnya seperti yang tadi udah aku sebutkan, banyak tokoh dari seri sebelumnya yang muncul, jadi pembaca baru mungkin bakal sedikit kebingungan. Tapi tenang saja, karakternya tetap ada diperkenalkan secara singkat kok, jadi jangan khawatir. 

(P.S: Aku tetap rekomendasikan baca seri sebelumnya sih, seru soalnya, dijamin gak bakal nyesel deh!)

Oke, kayaknya sekian dulu review bukunya, selamat membaca!  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar