Happiness in Blue
Bhuana Sastra, 2020
284 Halaman
"Berwajah datar, ketus, dan pelit bicara. Walau pun sering dicap begitu, Yuki tidak peduli. Yang penting masih ada satu-dua orang yang selama ini selalu mendukungnya di sekolah.Sayangnya, salah seorang dari mereka malah pergi meninggalkannya sebelum lulus SMA. Yuki pun belajar mati-matian agar bisa me ngejar sosok itu ke Universitas Tokyo. Melihat kegigihannya, orang-orang di sekitar Yuki pun tergerak untuk membantunya mencapai tujuan itu.Namun ternyata, perjuangan Yuki bersama orang-orang itu malah membuka banyak rahasia dan luka lama yang belum terselesaikan. Begitu tujuannya semakin dekat, Yuki malah melambatkan langkahnya karena ragu. Sebe narnya, apa yang ia cari selama ini?"
- Review -
Aku pribadi jarang membaca buku romance Indonesia sih, soalnya biasa kisahnya kurang lebih itu tak itu aja, entah ketua OSIS yang dingin, bad boy vs good girl, CEO, dll. (Note: Ini cuman pendapat pribadiku ya, aku minta maaf sebesar-besarnya kalau ada yang kurang berkenan). Tapi buku Happiness in Blue karya Janice Chrysilla ini berhasil menarik perhatianku.
Awalnya aku gak berharap banyak pas mulai baca buku ini, eh makin lama buku ini malah bikin aku baper sendiri dong >< Mana waktu itu aku baca bukunya di kelas lagi, jadinya harus nahan teriakan kan pas adegan bapernya.
Kisah novel ini dimulai dari Yuki, seorang siswi SMA yang sedang panik karena nilai ulangannya menurun. Padahal nilai ulangannya harus tetap bagus supaya dia bisa masuk ke universitas Todai yang bergengsi dan bertemu kembali dengan Hideki, sang kakak kelas yang disukainya. Yuki lalu memutuskan untuk keluar dari club gitar supaya dia bisa fokus belajar. Saat dia mau menyerahkan formulir pengunduran diri, dia bertemu dengan Nobu, seorang kakak kelasnya juga yang saat itu memiliki proposal untuk mendirikan les privat untuk adik kelasnya.
Merasa bahwa itu adalah kesempatannya, Yuki lalu pergi mencari Nobu ke perpustakaan, namun Nobu malah menertawakan nilai Yuki, dari sana timbullah masalah antara Yuki dengan Nobu. Namun beberapa hari setelahnya, saat Yuki tertidur di kelas setelah belajar sendiri, Nobu yang tidak sengaja lewat melihat catatan Yuki, dari sanalah Nobu akhirnya sepakat untuk mengajari Yuki.
Tak lama setelah itu, Hideki tiba-tiba kembali menghubungi Yuki, membuat perasaannya kembali campur aduk. Hideki dan Yuki kemudian bertemu di sebuah kafe, tapi pertemuan mereka diganggu dengan kemunculan Nobu yang beralasan bahwa dia hanya ingin memastikan Yuki baik-baik saja. Dari percakapan antara Nobu dan Hideki, Yuki mengetahui bahwa Nobu ternyata memilih untuk menunda kepergiannya untuk kuliah ke Inggris dengan alasan tertentu.
Hubungan antara Yuki dan Nobu semakin meningkat saat hasil ujian keluar dan nilai Yuki berhasil meningkat pesat. Sebagai hadiah, Nobu lalu berjanji akan mentraktir Yuki makan. Saat mereka pergi makan, Nobu lalu memberitahu Yuki alasannya menunda kepergiannya ke Inggris, yaitu karena mantan pacarnya. Tidak sampai disitu saja, Nobu juga memberitahu Yuki bahwa sepertinya dia menyukai Yuki, alhasil membuat Yuki mengalami dilema berat. Nah, di adegan inilah aku pertama kali dibuat baper berat sama kata-kata yang diucapkan Nobu.
"Aku tidak ingin menanyakan perasaanmu sekarang, karena aku tahu kau tidak merasakan apa-apa padaku," kata Nobu lagi. "Tanpa perlu kau beritahu pun, aku tahu siapa yang tengah mengisi hatimu," lanjutnya sambil menatap Yuki dalam-dalam, seolah ia sungguh bisa melihat isi hati gadis itu yang terdalam.
Anehnya, Yuki tidak merasa risi ditatap seperti itu. Ia malah balik menatap Nobu, menunggu laki-laki itu melanjutkan ucapannya.
"Oleh karena itu, aku punya satu permintaan," kata Nobu sambil mengatupkan kedua tangannya dan meletakannya di atas meja. "Aku ingin kau memberiku kesempatan untuk mengubah perasaanmu."
Namun berkat saran dari Mamoru sahabatnya, Yuki akhirnya memutuskan untuk memberikan Nobu kesempatan. Ditengah-tengah kencannya dengan Nobu, tiba-tiba mantan pacar Nobu muncul, dan parasnya membuat Yuki merasa tidak percaya diri, tapi setelah percakapannya dengan Hideki, Yuki berhasil mengalahkan rasa tidak percaya dirinya.
Baru selesai satu masalah, muncul lagi masalah lain. Nobu merasa cemburu dan curiga dengan Mamoru, sahabat laki-laki Yuki, dan membuat hubungan diantara Yuki dan Nobu meregang. Yuki lalu memutuskan untuk mengejar Nobu yang seperti sedang menghindarinya. Usaha Yuki tidak sia-sia, Nobu akhirnya mau memberitahukan kepada Yuki alasannya seperti menghindari Yuki belakangan ini, kesalahpahaman diantara Yuki dan Nobu berhasil terselesaikan, dan hubungan keduanya membaik lagi setelah itu. Setelah itu, Nobu lalu memberitahu Yuki bahwa dia ingin menjalin hubungan yang serius dengan Yuki, tapi Nobu tidak langsung meminta Yuki untuk menjawab, alhasil memberikan Yuki waktu untuk memikirkan kembali perasannya.
Yuki akhirnya menyadari bahwa dia juga memiliki perasaan terhadap Nobu. Tapi sebelum mulai serius dengan Nobu, Yuki ingin menutup semua lembaran masa lalunya terlebih dahulu, itulah sebabnya dia akhirnya memutuskan untuk bertemu kembali dengan Hideki dan memberitahukannya semua perasaannya, tentang rasa sukanya pada Hideki dulu dan rasa sukanya pada Nobu sekarang. Setelah itu, Nobu lalu mengajak Yuki untuk berkencan secara resmi, dan menembaknya secara resmi pula pada kencan itu, tapi Yuki tidak langsung menjawab perasaan Nobu, Yuki meminta Nobu untuk memberinya waktu beberapa hari.
Beberapa hari setelahnya, Nobu tidak bisa fokus dengan pekerjaannya karena terus memikirkan jawaban Yuki. Namun rasa penasaran Nobu akhirnya mulai terjawab saat dia mendapatkan sebuah surat dalam amplop biru dari Yuki. Isi surat itu membawa Nobu ke tempat-tempat yang berkesan baginya dan bagi Yuki, sampai akhirnya surat itu membawa Nobu ke rooftop cafe, di sana sudah ada Yuki yang sedang menunggu dengan gitarnya. Yuki lalu memainkan gitar tersebut sambil menyanyikan sebuah lagu tentang perasaanya pada Nobu. Dan sejak hari itu, Yuki dan Nobu akhirnya resmi berpacaran.
Novel ditutup dengan bagian surat-suratan yang dikirim oleh Yuki dan Nobu saat Nobu sedang berada di luar negeri untuk kuliah, hubungan mereka tetap terjalin dengan erat meskipun dengan adanya jarak di antara mereka berdua.
Oke, lanjut ke review novel ini. Menurutku, karakter yang ada dalam novel ini digambarkan dengan sangat baik dan juga realistis. Biasanya aku banyak ketemu katakter perempuan yang sangat plin plan dalam banyak novel dengan genre romance, namun tidak dengan karakter utama di novel ini yaitu Yuki, meskipun pendiam, Yuki selalu bersemangat dan bertekad dalam melakukan sesuatu. Selain Yuki ada juga Nobu, yang gentle, ramah, dan juga sedikit jahil. Sifat Nobu yang romantis terhadap Yuki berhasil membuat aku sebagai pembaca terhanyut sendiri. (diam-diam menghanyutkan, eeak)
Novel ini menggunakan alur maju mundur, dimana terdapat beberapa kilas balik akan kejadian di masa lalu. Bagian kilas baliknya dibuat italic sehingga pembaca bisa mengetahui yang mana kejadian di masa lalu dan yang mana kejadian saat ini. Penulis juga menggambarkan latar tempat di novel ini dengan detail sehingga pembaca bisa membayangkannya dengan lebih mudah. Selain itu penulis juga mendeskripsikan beberapa hal seperti stiker yang digunakan oleh Yuki, dan banyak hal lainnya dengan rinci. Tata bahasa yang digunakan juga santai sehingga tidak sulit untuk dipahami bahkan bagi orang yang baru pertama kali membaca novel.
Novel ini banyak menggunakan bahasa Jepang karena berlatar tempat di salah satu sekolah di Jepang, tak perlu khawatir karena penulis juga menuliskan arti dari kata berbahasa Jepang tersebut di sudut bawah halaman sehingga pembaca tidak perlu repot-repot mencari arti dari kata tersebut di internet. Namun arti dari kata tersebut hanya dimunculkan saat kata-kata tersebut digunakan pertama kali, yang berarti kali kedua kata tersebut digunakan penulis sudah tidak lagi menuliskan artinya sehingga pembaca harus bisa mengingat apa arti dari kata itu sendiri. Keunikan dari novel ini adalah adanya ilustrasi chat antara Yuki dengan karakter lain, ada juga ilustrasi surat yang ditulis oleh Yuki dan Nobu di akhiran novel.
Ada beberapa kesalahan pengetikan dalam buku ini, seperti kesalahan pengetikan nama dan lain-lain, yang untungnya tidak banyak sehingga tidak begitu mengganggu. Selain itu, menurut saya konflik dalam novel ini terlalu cepat selesai, sehingga tidak menimbulkan suasana menegangkan yang biasa dirasakan saat puncak konflik. Menurut saya konflik antara Nobu dan mantan pacarnya bisa diperdalam lagi, begitu juga dengan konflik antara Nobu dengan Mamoru.
Novel ini sangat saya rekomendasikan bagi pembaca yang menyukai cerita romance. Konflik dalam novel ini juga ringan sehingga cocok dijadikan sebagai buku bacaan santai. Ending dari novel ini juga happy ending namun terbuka sehingga pembaca bisa membayangkan sendiri kelanjutan kisah cinta Yuki dan Nobu.
Sekian review dariku, selamat membaca!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar