Sabtu, 28 Mei 2022

[IDN] Review Novel Funiculi Funicula

Funiculi Funicula

Oleh Toshikazu Kawaguchi
Gramedia Pustaka Utama, Mei 2021
224 Halaman




- Blurb -

"Di sebuah gang kecil di Tokyo, ada kafe tua yang bisa membawa pengunjungnya menjelajahi waktu. Keajaiban kafe itu menarik seorang wanita yang ingin memutar waktu untuk berbaikan dengan kekasihnya, seorang perawat yang ingin membaca surat yang tak sempat diberikan suaminya yang sakit, seorang kakak yang ingin menemui adiknya untuk terakhir kali, dan seorang ibu yang ingin bertemu dengan anak yang mungkin takkan pernah dikenalnya.

Namun ada banyak peraturan yang harus diingat. Satu, mereka harus tetap duduk di kursi yang telah ditentukan. Dua, apa pun yang mereka lakukan di masa yang didatangi takkan mengubah kenyataan di masa kini. Tiga, mereka harus menghabiskan kopi khusus yang disajikan sebelum kopi itu dingin.

Rentetan peraturan lainnya tak menghentikan orang-orang itu untuk menjelajahi waktu. Akan tetapi, jika kepergian mereka tak mengubah satu hal pun di masa kini, layakkah semua itu dijalani?"


- Review -

Funiculi Funicula itu novel tentang perjalanan waktu. Diceritakan ada sebuah cafe yang dapat membawamu kembali ke masa lalu atau pergi ke masa depan, dengan syarat kita tidak boleh bergerak dari tempat duduk kita, kita juga harus menghabiskan kopi kita sebelum dingin untuk bisa kembali ke masa depan, atau kita akan menjadi hantu selamanya (seram juga ya). 

Tapi terlepas dari apapun usaha kita, masa lalu dan masa depan tetap tidak akan pernah berubah, kalau gitu lalu apa gunanya melakukan perjalanan waktu? Kan jadi useless sekali rasanya, ya gak? Namun keempat tokoh yang melakukan perjalanan waktu dalam cerita ini memiliki alasannya masing-masing, dan beberapa dari kisah mereka sangat menyedihkan hingga dapat membuat pembaca meneteskan air mata. 

Kisah pertama menceritakan tentang seorang gadis bernama Fumiko dan kekasihnya Goro, yang saat itu akan berangkat ke Amerika karena panggilan kerja. Fumiko yang menyesal tidak meminta Goro untuk tetap tinggal di Jepang bersamanya akhirnya mendatangi sebuah cafe yang katanya dapat mengembalikan seseorang ke masa lalu. Banyak peraturan yang harus Fumiko taati, resiko dari melanggar peraturan juga berat, namun Fumiko tetap memutuskan untuk kembali ke masa lalu. 

Setelah kembali ke masa lalu, Fumiko kembali ke hari kencan terakhirnya dengan Goro, di saat itulah Fumiko mengetahui bahwa Goro sebenarnya tidak percaya diri dengan dirinya sendiri, Goro juga memberitahu Fumiko untuk menunggunya pulang dari Amerika. Setelah itu Fumiko lalu kembali ke masa kini, dengan harapan bahwa dia masih dapat memperbaiki hubungannya dengan Goro. 

Kisah kedua merupakan kisah tentang sepasang Suami Istri, sang suami Fusagi menderita penyakit Alzheimer sehingga melupakan siapa istrinya, satu-satunya yang Fusagi ingat adalah bahwa dia memiliki seorang istri dan dia ingin memberikan sepucuk surat kepada istrinya. Kotake sang istri ingin kembali ke masa lalu untuk membaca apa yang ditulis oleh Fusagi dalam suratnya. 

Saat kembali ke masa lalu, Fusagi rupanya menyadari bahwa Kotake berasal dari masa depan, Fusagi lalu bertanya apakah dia melupakan Kotake di masa depan. Kotake berbohong kepada Fusagi bahwa semuanya akan baik-baik saja dan penyakitnya akan sembuh, di saat itulah Fusagi menyerahkan surat tersebut kepada Kotake. Saat kembali ke masa kini, Kotake langsung menangis setelah membaca surat tersebut, yang berisi tentang perasaan Fusagi dan keinginannya. Setelah mengetahui apa isi surat itu, Kotake lalu bergegas kembali ke rumahnya untuk menemui Fusagi. 

Kisah ketiga diawali dengan munculnya seorang gadis tak dikenal dari masa depan, gadis itu mengatakan bahwa dia hanya ingin mengambil foto dengan Kei, sebelum akhirnya kembali lagi ke masa depan karena waktunya sudah habis. Barulah kisah berlanjut ke wanita bernama Hirai yang baru saja kehilangan adiknya Kumi akibat kecelakaan, Hirai yang selama 2 tahun ini selalu menghindari Kumi lalu ingin kembali ke 3 hari lalu di saat Kumi datang mencarinya untuk memberikan sebuah surat kepadanya. 

Selama ini Hirai berpikir Kumi datang menemuinya untuk memintanya kembali dan mengurus penginapan keluarga mereka supaya Kumi bisa mengejar mimpinya, karena itulah Hirai selalu menghindar, tak disangka impian Kumi yang sebenarnya hanya ingin menjalankan penginapan bersama dengan kakaknya. Hirai awalnya hampir tidak sanggup kembali ke masa depan, untungnya Kei di masa lalu berhasil membujuknya supaya mau kembali dan memenuhi impian adiknya. 

Kisah keempat merupakan kisah terakhir di novel ini, menceritakan tentang Kei dan suaminya Nagare. Saat mengetahui dirinya hamil, Kei harus memilih antara melahirkan anaknya atau menggugurkannya karena penyakit jantung lemah yang dideritanya. Kei memilih untuk tetap melahirkan anaknya, namun satu penyesalan yang dia miliki adalah bahwa dia tidak dapat melihat anaknya tumbuh, karena itulah Kei ingin pergi ke masa depan untuk melihat anaknya. 

Saat sampai di masa depan, Kei bertemu dengan putrinya yang bernama Miki, gadis yang sama dengan yang datang dari masa depan dan meminta untuk berfoto dengannya di cerita ketiga. Miki memberitahu Kei bahwa dia bersyukur telah dilahirkan oleh Kei, dan Kei juga berterimakasih kepada Miki karena telah menjadikannya ibunya. Kei kemudian kembali ke masa kini dengan perasaan lega, dan pada musim semi berikutnya lahirlah Miki. 

Lanjut ke review! Buku Funiculi Funicula ini dikemas dengan sangat bagus sehingga dapat menciptakan suasana sesuai dengan cerita di dalamnya, seperti sedih, senang, marah, dan lain-lain. Latar tempat dalam cerita ini dideskripsikan dengan baik sehingga kita dapat membayangkannya dengan lebih mudah, namun juga tidak dideskripsikan secara berlebihan sehingga tidak terkesan terlalu bertele-tele. Bahasa yang digunakan juga mudah dipahami, sedangkan alurnya menggunakan alur maju mundur, dimana penulis juga menceritakan masa lalu para tokoh sehingga kita para pembaca bisa semakin memahami para tokoh. Tokoh yang ada juga dibuat dengan sangat baik pula, sehingga memiliki karakteristiknya masing-masing. 

Menurut saya kekurangan novel ini adalah banyak dialog yang tidak disertai dengan narasi siapa yang berbicara, sehingga pembaca harus membaca dengan lebih teliti supaya bisa mengetahui siapa dan siapa yang berbicara. Tema cerita ini juga lumayan berat apabila pembaca baru-baru saja memasuki dunia cerita fantasi, sehingga mungkin akan sedikit sulit untuk dibayangkan, nama-nama karakternya juga menggunakan bahasa Jepang sehingga akan sedikit lebih sulit untuk diingat. Tapi novel ini juga menyimpan banyak kata-kata penuh makna, seperti;

"Masa depan belum tiba, jadi semua tergantung padamu"

Buku ini aku rekomendasikan kepada pembaca yang sedang ingin membaca buku fantasi yang mengandung banyak pesan moral. Bagi pembaca yang menyukai cerita sedih juga pasti akan puas membaca cerita ini, karena kisah-kisah di dalamnya sangat menyentuh hingga dapat membuat kita meneteskan air mata tanpa sadar. 

Dan begitulah review dari saya, selamat membaca! 




 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar